Para ulama juga ada berbahas status anak yang minum susu dari tetek lelaki |
- Saya ada tulis mengenai fatwa pelik kontroversi yang dikeluarkan berkenaan dengan orang lelaki dewasa minum susu teman sekerja wanita bagi menyelesaikan masalah bukan muhrim duduk sebumbung. Baca sini
- Berkemungkinan ulama yang keluarkan fatwa tersebut mengkaji permasalahan masyarakat yang terpaksa bercampur lelaki perempuan kerja sebumbung. Beliau cuba mencari jalan penyelesaiannya dengan merujuk pada hadith-hadith dan fatwa-fatwa ulama sebelum ini lantas terjumpa idea untuk menjadikan rakan sekerja sebagi muhrim..
- Begitulah juga fatwa yang dikeluarkan oleh ulama Saudi selepas itu adalah bertujuan untuk merungkai masalah masyarakat yang bekerja campur lelaki dan perempuan di mana Arab Saudi amat keras dalam memelihara keadaan tersebut.
- Mari kita lihat apa pendapat Mazhab yang biasa kita ikut di malaysia ini iaitu Mazhab Shafi'e:
- Dalam fikah bab penyusuan ini mereka namakan sebagai Bab Radhak dan syarat untuk menjadi anak susuan adalah 2:
- Umur anak sewaktu menyusu kurang dari 2 tahun
- Mesti menyusu lima kali secara terpisah dan setiap kali menyusu itu hendaklah kenyang.
- Dalil mengenai dasar ibu susuan tersebut ada dalam surah An-Nisa' ayat 23 yang bermaksud: " (diharamkan atas kamu) ibu-ibu kamu yang menyusukan kamu, dan saudara-saudara perempuan kamu yang sepersusuan."
- Dari Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: " Haram dengan sebab persusuan seperti haram dengan sebab keturunan (nasab)." (Riwayat Bukhari & Muslim)
- Dari mana pulak datangnya syarat dua tahun tersebut?:
- Hadith riwayat Daruqutni: " "Tidak ada persusuan kecuali apa yang terjadi di dalam usia dua tahun"
- Hadith Riwayat Tirmizi: " Tidak haram dari persusuan kecuali apa yang menyerap di dalam tali perut yang di dalam tetek (yakni susu), dan hal itu terjadi sebelum memisahkan anak"
- Perlu diingat bahwa saudara sesusu statusnya adalah sama seperti nasab!, ada banyak dalil tentang hubungan ini tetapi tak payahlah diperpanjangkan. kalau nak tahu carilah sendiri.
No comments:
Post a Comment